Selasa, 15 Juli 2008

KELUH KESAH SEORANG GURU DALAM MENGHADAPI UJIAN NASIONAL (UNAS) TAHUN 2008

Ujian Nasional tahun 2008 memang terasa sangat istimewa, tidak hanya siswa/i yang hatinya berdebar debar menunggu hasil UNAS, tetapi kegelisahan juga dirasakan para guru-guru yang mengampu mata pelajaran yang diujikan. Apakah muridnya bisa menyelesaikan soal-soal yang diberikan dengan baik atau sebaliknya, dan apakah siswa/i nya tersebut ada yang tidak lulus? Tidak bisa dipungkiri perasaan para guru pada saat itu bercampur aduk.


Pengalaman seorang guru Wijaning Hastuti, guru SMK 3 Yogyakarta yang mengampu mata pelajaran matematika juga merasakan hal yang serupa, Ibu Tutik sapaannya, menunggu hasil UNAS dengan perasaan yang tidak menentu dan berdebar-debar. Ibu Tutik dan semua guru di SMK negeri 3 Yogyakarta merasa segala usaha sudah dikerahkan tinggal memohon pertolongan dari Allah SWT supaya diberi kemudahan dan kelancaran untuk semua murid-muridnya dalam menjalankan Ujian Nasional.


Memang patut diakui bahwa sekolah-sekolah berlomba-lomba mempersiapkan diri secara matang dalam menghadapi UNAS, mereka berharap agar semua anak didiknya bisa lulus dengan nilai yang memuaskan sehingga nama baik sekolah dapat terus terjaga dan menjadi sekolah yang unggulan dan berprestasi. Persiapan UNAS pun tidak main-main bahkan persiapannya sudah dilakukan beberapa bulan sebelum kegiatan UNAS dilaksanakan, Hal tersebut dilaksanakan dengan mengintensifkan waktu belajar dari 6 jam seminggu menjadi 10 jam seminggu (Khusus mata pelajaran yang di ujikan).


Tugas guru pada saat itu menjadi sangat penting, selain memberikan materi-materi pelajaran juga harus terus memantau perkembangan psikologi anak didiknya. Seorang pendidik harus mampu melihat kondisi murid-muridnya apakah dalam kondisi baik atau sebaliknya, karena tidak menutup kemungkinan ditambahnya jam pelajaran menjadi beban tersendiri bagi siswa/i. Melihat permasalahan di atas maka pendidik harus bisa mencari solusi/metode yang tepat untuk mengurangi rasa bosan serta frustasi yang di alami oleh anak didiknya dengan cara mengubah metode pembelajaran menjadi tidak membosankan.


Tugas guru tidak berhenti di situ saja, selain itu guru mengadakan pertemuan mengenai mata pelajaran guna mengetahui permasalahan yang ada di masing-masing sekolah yang dinamakan dengan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) untuk membahas bahan materi dan soal penjajakan materi yang diujikan sehingga persiapan UNAS dapat lebih maksimal.


Seminggu sebelum UNAS dilaksanakan siswa/i intensif melaksanakan kegiatan pra UNAS dengan materi-materi mata pelajaran yang di ujikan selain itu juga tata cara pembulatan dikertas lembar jawaban dan cara menghitamkan lembar jawaban supaya tidak sampai merusak kertas tidak luput di informasikan.


Akhirnya semua kerja keras dari para guru dan murid memetik hasilnya juga. Dari 500 murid yang lulus diantaranya adalah 94,2% . Sebagian besar siswa/i SMK negeri 3 yogyakarta lulus untuk Ujian Nasional. Para siswa dan guru mengucapkan syukur telah melewati Ujian nasional tahun 2008 ini dengan lancar.




Oleh: Safitri Nurhidayati (Kelas A)
Mahasiswa Akta IV Univ. Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta

Tidak ada komentar: